14/01/16

Jalan-Jalan dan Nasionalisme dengan "Galeri"



Jalan-jalan dan Nasionalisme dengan “Galeri”

            Jalan-jalan adalah kegiatan yang menyenangkan karena kita bisa rehat sejenak dari segala rutinitas. Jalan-jalan bisa membuat kita semakin menyadari keindahan di sekitar kita yang mungkin tidak pernah kita sadari karena kesibukan setiap hari. Selain itu, jalan-jalan juga bisa menumbuhkan rasa nasionalisme kita. Jalan-jalan dan nasionalisme dapat dicapai dengan “Galeri” yang merupakan kependekan dari mengagumi, mengenal dan handarbeni. “Galeri” membantu kita untuk semakin menumbuhkan rasa cinta akan tanah air sehingga kegiatan jalan-jalan yang kita lakukan tidak hanya berguna bagi diri kita sendiri, tetapi juga sesama dan Indonesia.

Jalan-jalan itu mengagumi dan mengenal
            Ketika jalan-jalan ke tempat yang baru dan indah biasanya kita akan berdecak kagum. Apalagi jika kita mengunjungi objek wisata seperti gunung, gua, pantai, danau, dan taman. Kekaguman itu menjadi awal bagi kita untuk semakin mengenal tempat tersebut. Kita akan asyik menelusuri tempat tersebut dan mengenal keanekaragaman vegetasi yang ada di sana. Dua proses inilah yang terjadi ketika kita sedang jalan-jalan, yaitu mengagumi dan mengenal. Proses mengagumi dan mengenal, saya alami ketika kampus mengadakan field trip ke Pantai Klayar dan Gua Gong di Pacitan dalam mata kuliah Ekoturisme. Saya sungguh terpukau dan kagum dengan keindahan alam yang ada di sana. Kekaguman itu membawa saya untuk semakin mengenal keanekaragaman di Pantai Klayar dan Gua Gong. Di Pantai Klayar terdapat suling samudra yang seolah-olah bersiul ketika ada ombak datang. Ombak di pantai ini sangat berbahaya sehingga pengunjung dilarang berenang. Namun, sebagai objek wisata yang indah, pantai ini masih perlu pengelolaan yang lebih baik lagi, terutama dalam hal kebersihan.

 

            Di Gua Gong, saya melihat stalaktit dan stalagmit yang sungguh mengagumkan. Saya juga melihat sungai yang mengalir di dalam gua. Keindahan itu semakin terasa karena di dalam gua diterangi dengan lampu warna-warni. Namun, hal yang perlu diperhatikan oleh pengelola adalah vegetasi di dalam gua agar tetap terjaga sebaik mungkin.
Hal-hal di atas adalah sebuah proses mengagumi dan mengenal. Kita merasa kagum dengan objek wisata yang kita lihat, lalu kita mengenal lebih dalam dengan objek wisata tersebut, seperti apa kelebihannya dan apa yang harus diperhatikan agar objek wisata tersebut tetap terawat. Jalan-jalan akan membawa kita pada sikap mengagumi dan mengenal lebih dalam. Kita akan merasa sungguh luar biasa Tuhan menciptakan bumi kita ini. Namun, jalan-jalan yang telah kita lakukan akan menjadi sia-sia jika kita tidak memiliki rasa handarbeni. Rasa handarbeni inilah yang akan membawa kita pada sikap nasionalisme sesungguhnya.

Nasionalisme itu handarbeni
            Nasionalisme secara sederhana berarti sikap mencintai bangsa dan negara. Sikap mencintai ini akan menjadi dasar bagi setiap warga negara untuk bersatu padu dalam menjaga, merawat, memelihara, dan memiliki negara. Rasa handarbeni sendiri berarti rasa memiliki atau kata lainnya adalah sense of belonging. Jika kita mempunyai rasa handarbeni, kita akan sungguh-sungguh merawat, menjaga, dan memelihara apa yang kita miliki. Oleh karenanya, nasionalisme itu handarbeni, yang berarti ada rasa ikut memiliki yang akan membawa nilai-nilai selanjutnya yaitu memelihara, menjaga, dan merawat. Nilai-nilai itu akan membawa kita semakin mencintai tanah air kita, Indonesia. Semua memang berawal dari rasa handarbeni. Sikap handarbeni dapat diwujudkan dengan misalnya, kita ikut menjaga, merawat dan memelihara lingkungan sekitar kita. Contoh lebih sederhana adalah ketika mengunjungi Pantai Klayar dan Gua Gong, saya tidak membuang sampah di sekitar area pantai dan tidak merusak sarana dan prasarana di pantai serta menaati tata aturan yang diberikan oleh pengelola wisata. 
           
“Galeri” penghubung antara jalan-jalan dan nasionalisme
            Jalan-jalan dan nasionalisme memiliki hubungan jika kita menanamkan sikap “Galeri”, yaitu mengagumi, mengenal, dan handarbeni. Seperti ulasan sebelumnya, jalan-jalan itu mengagumi dan mengenal sedangkan nasionalisme itu handarbeni. Jika kita hanya sampai pada sikap mengagumi dan mengenal tanpa menerapkan sikap handarbeni, aktivitas jalan-jalan tidak akan menumbuhkan sikap nasionalisme dalam diri kita. Kita akan menjadi pribadi yang egois karena hanya mau menikmati tanpa merawat dan menjaga. Kita bersikap seenaknya sendiri tanpa mau peduli dan berusaha keras untuk melestarikan.
Hal ini sering dijumpai dalam berbagai kasus, seperti sampah-sampah yang dibuang sembarangan oleh para pendaki di puncak gunung ataupun di sepanjang perjalanan menuju puncak gunung. Para pendaki ‘nakal’ tersebut lalu mengatakan kekagumannya atas alam yang sungguh indah dan merasa sungguh mencintai Indonesia, tapi mereka meninggalkan sampah di berbagai tempat dan merusak vegetasi di gunung tersebut. Maka, apa yang dikatakan oleh para pendaki tersebut adalah omong kosong.
Keputusan sebenarnya ada di tangan kita. Jalan-jalan akan memiliki hubungan dengan nasionalisme jika kita mau menerapkan “Galeri” dalam diri kita, tetapi jika kita tidak menerapkan “Galeri”, jalan-jalan tidak akan memiliki hubungan apapun dengan nasionalisme. Jika kita ingin berubah menjadi lebih baik dan bermartabat, “Galeri” bisa menjadi solusi dan bisa kita tanamkan dalam diri kita masing-masing. Ketika kita ingin jalan-jalan ke suatu tempat, kita tanamkan dan terapkan “Galeri” dalam hati dan tindakan kita sehingga jalan-jalan akan menumbuhkan dan mencerminkan sikap nasionalisme, cinta tanah air, Indonesia.









0 komentar:

Posting Komentar

    Contact Us

    Nama

    Email *

    Pesan *

    "I'm not a perfect person. I make a lot of mistakes. But, I really appreciate those people who stay with me after knowing who I really am"